Setelah Kalbar, Sulawesi dan Kaltim sekarang terjadi di Kalteng ...
Bentrokan tersebut terjadi antara warga Tidung yang merupakan suku asli Tarakan dengan para pendatang yang bersuku bugis. Pemicu bentrokan ini adalah karena kasus pembunuhan kepala adat Tidung yang di duga di bunuh oleh sekelompok warga suku bugis. Kasus pembunuhan kepala adat Tidung ini juga belum pasti di lakukan oleh warga suku bugis, Ini hanya dugaan sementara dan polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Kenapa warga harus cepat mengambil keputusan atau berasumsi bahwa pelakunya pasti warga suku bugis?tidak ada keuntungan yang mereka peroleh dari bentrokan yang terjadi ini. yang ada hanya memakan korban jiwa serta memperburuk silaturahmi antar etnis. Dalam bentrokan tersebut ada 5 korban tewas serta 6 orang mengalami luka-luka. Warga - warga sekitar juga mengungsi ke kantor polisi terdekat, di perkirakan warga yang mengungsi mencapai 32 ribu orang. Mungkin saja ada provokator yang mempengaruhi warga sekitar sehingga terjadi bentrokan antar suku ini.
Setelah beberapa hari kemudian baru di sepakati perjanjian damai antara dua suku ini. Perjanjian ini di lakukan di ruangan VIP Bandara Internasional Juwata. Inti dari kesepakatan kedua belah pihak adalah mengakhiri segala bentuk pertikaian dan membangun kerjasama harmonis demi kelanjutan pembangunan kota Tarakan. Selanjutnya juga di sepakati pembubaran konsentrasi massa di semua tempat, sekaligus melarang/mencegah penggunaan senjata tajam di tempat-tempat umum. Dan Masyarakat yang berasal dari kota Tarakan yang berniat membantu penyelesaian perselisihan agar segera kembali ke daerah masing-masing selambat-lambatnya 1x24 jam. Apabila terjadi pelanggaran kesepakatan maka aparat akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan perundang-undangan.
Bukankah akan lebih baik jika semua suku itu saling menghormati dan saling menjaga sehingga akan tercipta perdamaian.....??
Jangan lah menjadi bangsa yang pemarah, ringan kuping dan tidak dewasa dalam menyikapi masalah. Seharusnya negara yang terdiri dari banyak jenis suku ini bisa menjadi negara yang bersatu, bukan malah terpecah-pecah dan membeda-bedakan. Kita harus menjunjung semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. dan seharusnya kita bangga menjadi bagian dari negara yang beraneka ragam budaya,suku,ras, dan agama.
Dan di harapkan juga bangsa dan negara kita bisa menjadi bangsa yang dewasa dalam menyikapi masalah dan tidak gampang terprovokasi.
Harapan untuk pemerintahan agar lebih cepat dan tanggap dalam mengambil keputusan demi kepentingan bersama.
berita -berita ini di ringkas oleh penulis yang di ambil dari Metro TV, VivaNews serta Tribun Pontianak .
~sekian~
deaZ^^
deaZ^^