Thursday, September 23, 2010

Teroris Serang Mapolsek di Deli Serdang

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Penyerangan bersenjata atas Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang yang menewaskan tiga anggota kepolisian diperkirakan dilakoni oleh setidaknya sepuluh pelaku. Seperti dituturkan oleh sejumlah saksi mata, pada Rabu (22/9/2010), pagi dini hari sekitar pukul 01.30 Wib, delapan pengendara sepeda motor masuk dan menembaki Polsekta Hamparan Perak. Mereka datang dari Jalan Hamparan Perak Raya.

"Ada 8 kereta (motor) yang datang menembaki Polsek. Empat  masuk ke dalam dan empat lagi menunggu di luar. Dua orang masuk kedalam Polsek dan lansung menembaki Polisi yang piket malam itu," ujar seorang warga Hamparan perak.

Lebih dari 17 tembakan di hujankan ke Polsek Hamparan Perak pagi dini hari itu. Dua mobil dan kantor Polsek juga dibakar para pelaku, antara lain mobil Patroli Merk Carry. Menurut warga setempat, pelaku mengunaka bom molotov untuk meladakan Polsek dan mobil. 

Selang beberapa jam setelah kejadian rombongan Densus dan Kapolda Sumut datang. Ada sekitar 3 mobil patroli dari Polda Sumut dan empat dari Polres KP3 Belwan. Menurut keterangan  warga Hamparan Perak yang ikut membantu seorang polisi yang sekarat usai ditembak di bagian kepalanya, pelaku mengunakan senjata laras panjang yang diduga jenis AK.45. Hinga saat ini Polsekta Hamparan Perak dijaga ketat puluhan personil Kepolisian Dari Polda Sumut dan Polres KP3 Belawan. 

Pelaku bekisar belasan orang. Mereka berpakaian rapi dengan pakaian kemeja. Pelaku, kata masyarakat berpostur tubuh kecil-kecil,  "Pelakunya kecil-kecil helmnya saja lebih besar dari kepalanya." Ujar warga. 
Pelaku mengunakan sepeda motor antara lain: Suzuki Spin, Yamaha King, Vixion, Vario dan lain-lain. Usai melakukan penembakan Para pelaku lari menuju ke arah Medan Marelan. 

Adapun pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Polda Sumut melalui Kapolda Sumut, Irjen Pol Oegroseno, pelaku penyerangan bersenjata berjumlah sebanyak 10 orang dengan mengendarai enam sepeda motor. Saat ini Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumut. tengah melakukan pengejaran terhadap 



Di duga ini merupakan lanjutan aksi dari terorisme Abu Tholut. karena kejadian ini hanya berselang beberapa hari setelah kejadian perampokan  pada CIMB Niaga. dalam perampokan tersebut polisi tidak berhasil menangkap semua pelakunya namun, polisi berhasil menembak 3 orang dari 20 orang pelaku perampokan tersebut. Bisa saja para teroris ini kembali beraksi lantaran ingin membalas dendam kepada polisi atas kematian rekan mereka. Para teroris ini juga membakar mobil patroli dan menghancurkan kantor polsek tersebut. Para teroris menggunakan bom molotov ( botol berisi minyak bersumbu dan di nyalakan api ) serta senjata laras panjang buatan Rusia AK 47 dan AK 56, SSI produksi PT. Pindad Bandung, senjata M16 buatan AS, dan pistol semiotomatis FN.

Bagaimana para teroris bisa mempunyai senjata2 yang seharusnya di miliki para anggota berwajib negara??
dan kenapa para teroris itu dengan mudahnya dapat masuk dan menyerang mapolsek tersebut??
kelalaian dari mapolsek itu sendiri adalah pada saat piket malam salah satu oknum polisi tersebut bukanya menjaga mala tidur di tempat dimana seharusnya dia bertugas.
Masalah ini harus tegas dan cepat di tangani karena aparat berwajib saja bisa terkena serangan dari para terorisme apa lagi rakyat2 biasa yang ada di sekitarnya.

Negara kita tidak akan aman jika para teroris ini masih berkeliaran...
Peace my coutry, peace Indonesia ku^^

~deaZ~


7 comments:

  1. Teroris tidak bisa dikendalikan aksinya, cuma bisa dimusnahkan atau dibasmi. Kita melihat bahwa terorisme adalah suatu perjuangan yang mempunyai kepentingan tersendiri. Mungkin mereka membalas dendam atau marah kepada kepolisian. Coba bayangkan bila anda yang merencanakannya, anda pasti berharap bahwa semua misi itu terlaksana dengan baik. Apakah mereka peduli dengan korban yang ada? Jawabnya mereka tidak peduli. Cara mengatasi terorisme adalah dengan cara membasmi semua orang yang mengajarkan terorisme. Perjuangan mereka pun seperti tak putus - putus karena mereka juga memberikan estafet kepada generasi muda untuk melanjutkan apa yang dilakukan oleh pendahulunya. Senjata atau logistik terorisme bisa didapat dengan cara membeli dan merakit ulang senjata yang dibuang oleh aparat kepolisian, seperti yang terjadi di Sumatra Utara. Itu hanya salah satu cara, masih banyak cara lain...........

    ReplyDelete
  2. klo kita sbg perencananya tentu saja tidak peduli dgn korban2,bahkan mungkin muncul suatu perasaan senang ketika misi mereka berhasil (meskipun memakan banyak korban)
    jika ingin d basmi harus la d basmi secara keseluruhan dan tidak menyisahkan 1 pun agar tidak ada pelopor lagi..
    tp prakteknya tidak sesederhana yg kita bicarakan d blog ini ^^

    ReplyDelete
  3. Emang sich membasmi teroris secara tuntas mudah. Padahal uda dikasi ancaman hukuman mati dari pemerintah tetep aza gak mempan..
    Coz para teroris ini uda dicuci otaknya, jadi mereka abis abisan membela yang menurut mereka benar padahal sebenarnya salah...
    Ya kalo menurut g sich, yang harus diberantas duluan tch "otak-otak nya"...

    ReplyDelete
  4. Itu tugas polisi, kenapa mereka ada? karena itulah kerjaan mereka. siapapun tahu bahwa semua itu tidak sesederhana yang dibayangkan. What is your job? Can you do that? Of course I can, but not really good as you have done. Do you know how the police work? Of course we don't know. So we are here to make a mind set, not exactly said how police do it, because we don't know how they do their job.

    ReplyDelete
  5. teroris memang seperti itu. Yg salah dianggap bener. Uda merampok bank, bukannya merasa bersalah, tapi masih saja melakukan balas dendam atas rekan mereka.
    Yah, kita hanya bisa berharap agar para teroris tersebut bertobat, walaupun sepetinya hal itu mustahil.

    ReplyDelete
  6. wih.. terorisme merajalela... musti hati2 nich, polisi aja bisa kena pa lagi kita masyarakat biasa.. wah2.. gawat!! masalah terorisme ini emanx udah jadi masalah besar, tidak hanya bagi negara kita tapi juga negara2 lainnya, herannya.. knapa prakteknya slalu dilakukan di Indonesia ya?? (knp coba?? apa indonesia ini benar2 sasaran empuk terorisme? karna lemahnya hukum, pengamanan, dan penanganan terorisme??)
    membasmi terorisme tidak bisa hanya mengandalkan polisi, densus 88 maupun pemerintah saja. terorisme adalah peperangan semua elemen masyarakat. sebagai masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah bekerja sama dengan kepolisian dalam hal melaporkan segera ke polisi, jika kita mengetahui, atau mencurigai adanya sarang terorisme di sekitar kita. (meski emanx biasanya semua serba diam2 n gk disangka2 c..)
    tapi, lakukan apa yang kita bisa lakukan aja d, daripada menyalahkan yang lainnya.
    sekian ^^
    ~heRna~

    ReplyDelete
  7. pertanyaan bgs herna..........
    knp ya sasaran na slalu Indonesia??
    tp bukankah kebanyakan teroris itu juga berasal dari Indonesia jg??

    ReplyDelete