Wednesday, September 29, 2010

Rusuh Lagi........!!

Setelah Kalbar, Sulawesi dan Kaltim sekarang terjadi di Kalteng ...
Bentrokan tersebut terjadi antara warga Tidung yang merupakan suku asli Tarakan dengan para pendatang yang bersuku bugis. Pemicu bentrokan ini adalah karena kasus pembunuhan kepala adat Tidung yang di duga di bunuh oleh sekelompok warga suku bugis.  Kasus pembunuhan kepala adat Tidung ini juga belum pasti di lakukan oleh warga suku bugis, Ini hanya dugaan sementara dan polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Kenapa warga harus cepat mengambil keputusan atau berasumsi bahwa pelakunya pasti warga suku bugis?tidak ada keuntungan yang mereka peroleh dari bentrokan yang terjadi ini. yang ada hanya memakan korban jiwa serta memperburuk silaturahmi antar etnis. Dalam bentrokan tersebut ada 5 korban tewas serta 6 orang mengalami luka-luka. Warga - warga sekitar juga mengungsi ke kantor polisi terdekat, di perkirakan warga yang mengungsi mencapai 32 ribu orang.   Mungkin saja ada provokator yang mempengaruhi warga sekitar sehingga terjadi bentrokan antar suku ini. 

Setelah beberapa hari kemudian baru di sepakati perjanjian damai antara dua suku ini. Perjanjian ini di lakukan di ruangan VIP Bandara Internasional Juwata. Inti dari kesepakatan kedua belah pihak adalah mengakhiri segala bentuk pertikaian dan membangun kerjasama harmonis demi kelanjutan pembangunan kota Tarakan. Selanjutnya juga di sepakati pembubaran konsentrasi massa di semua tempat, sekaligus melarang/mencegah penggunaan senjata tajam di tempat-tempat umum. Dan Masyarakat yang berasal dari kota Tarakan yang berniat membantu penyelesaian perselisihan agar segera kembali ke daerah masing-masing selambat-lambatnya 1x24 jam. Apabila terjadi pelanggaran kesepakatan maka aparat akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan perundang-undangan.   

Bukankah akan lebih baik jika semua suku itu saling menghormati dan saling menjaga sehingga akan tercipta perdamaian.....??
Jangan lah menjadi bangsa yang pemarah, ringan kuping dan tidak dewasa dalam menyikapi masalah. Seharusnya negara yang terdiri dari banyak jenis suku ini bisa menjadi negara yang bersatu, bukan malah terpecah-pecah dan membeda-bedakan. Kita harus menjunjung semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. dan seharusnya kita bangga menjadi bagian dari negara yang beraneka ragam budaya,suku,ras, dan agama. 
Dan di harapkan juga bangsa dan negara kita bisa menjadi bangsa yang dewasa dalam menyikapi masalah dan tidak gampang terprovokasi.
Harapan untuk pemerintahan agar lebih cepat dan tanggap dalam mengambil keputusan demi kepentingan bersama.



berita -berita ini di ringkas oleh penulis yang di ambil dari Metro TV, VivaNews serta Tribun Pontianak .
~sekian~
deaZ^^

10 comments:

  1. Negara kita kaya akan perbedaan. beda agama, suku, adat istiadat, bahasa, dll.. tapi jgn sampai perbedaan iu membuat kita semakin BERBEDA,, perbedaan itulah yang menyatukan kita. dengan perbedaan, kita diajari pentingnya toleransi, perlunya bersabar, dan indahnya perbedaan.

    pertikaian antar suku seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya masing-masing individu mau duduk tenang dan membicarakannya dengan kepala dingin. apa yang terjadi jika pertikaian ini sudah selesai? apa hadiah bagi yang menang? nothing! "kalah jadi abu, menang jadi arang" .. rasanya itu pepatah yang paling pas untuk hasil akhir pertikaian antar suku..

    ReplyDelete
  2. Terlalu cepat kita memvonis segala sesuatu itu, dan akibatnya adalah tindakan yang salah. Dan jangan salah, hal ini sering kita lakukan. Mungkin kita menyelesaikannya tidak dengan kekerasan tapi dengan rasa benci atau antipati terhadap orang lain. Itu sudah menjadi dasar setiap manusia, bahwa umumnya kita melihat sesuatu itu hanya dari satu sisi. Dan ketika kita tahu bahwa dibalik itu semua terdapat sang pengendali peristiwa, apa yang bisa kita katakan? Jika sesuatu itu mengusik dirimu, itu adalah pilihan apakah kamu mau menanggapi usikan itu atau tidak. Lalu apa hubungannya dengan kasus di atas? Warga Tidung terlalu cepat menaggapi isu tersebut, tidak menilainya. Isu seperti ini bisa di buat sedimikian rupa oleh satu atau dua orang yang menginginkan konflik, dan kita harus tahu bahwa isu cenderung mempengaruhi persepsi banyak orang. Benar atau tidak, itulah satu - satunya informasi yang mereka dapat. Adakah alternatif? Ada, yaitu tidak mempercayai isu itu. Tidak percaya artinya diam, dan diam artinya tidak berempati. Itulah yang ada dipikiran mereka. Apa yang kita pikirkan, dengan apa yang mereka pikirkan tidak bisa dibandingkan. Dan karena bagi mereka itu penting, kita tidak bisa membendung reaksi mereka. Coba bayangkan bahwa kamu sedang rekreasi di suatu tempat hiburan. Seorang temanmu datang dan memberitahumu bahwa rumahmu terbakar. Apa reaksimu? ^^

    ReplyDelete
  3. rasanya di negara kita tercinta ini tidak akan kehabisan berita yah. tapi yang paling menyakitkan yah berita bentrok dan kerusuhan seperti ini apalagi kebanyakan karena etnis. padahal negara kita ini negara plural dg Bhinneka Tunggal Ika sebagai filosofinya. karena keanekaragaman inilah makanya terkadang kita jadi lebih mudah dipecah belah walaupun penyebabnya itu hal sepele. mari kita berpikiran jernih. terutama kita yang mahasiswa2 ini. jangan sampai malah mahasiswa yang menyulut permasalahan.

    ReplyDelete
  4. vivi: bener bgt vi,harusnya kita menjadikan perbedaan itu sbg suatu nilai + bagi negara kita dan bisa menjadikan perbedaan itu "indah"

    deny: seperti yg saya katakan den klo warga terlalu ringan kuping dan tidak dewasa dalam menyikapi masalah. Jika mereka bisa berfikir lbh panjang dan lbh dewasa tentunya hal seperti ini tidak akn terjadi.

    merry: yah itu la negara kita mer,,,,,
    tidak akn pernah kehabisan berita,selalu saja ada yg di perbincangkan dan di perdebatkan. dari hal kecil smp hal besar.

    ReplyDelete
  5. Yah, saya cuma numpang komen, des. wkwkwkwkwkwk. Karena sudah kewajiban anak polteq smt 5 memberi komentar. hahahahahaha......

    ReplyDelete
  6. semoga masalah ini cepat diatasi dan dapat selesai dengan baik.sehingga tidak menambah jumlah korban.penting nya saling menghormati dan menghargai antar sesama yang berbeda latar belakang,suku,ras,agama dll memang kurang di Indonesia.alangkah baik nya jika kita berpikir dulu sebelum mengambil tindakan dan berpikiran dewasa dalam menyikapi segala sesuatu.

    ReplyDelete
  7. Bosan lihat berita setiap hari, RUSUH...RUSUH... and RUSUH saja kerjanya. Jika ada masalah bukankah lebih baik diselesaikan secara baik-baik tanpa konfrontasi fisik. Karena oknum tertentu orang lain menjadi sasaran juga. Jika sudah rusuh seperti ini siapa yang rugi? Orang kita (Indonesia) juga yang menderita. Ekonomi terhambat. Rusuh gitu siapa yang berani keluar. Anak-anak juga menderita karena tidak dapat bersekolah dan bahkan akan membekas dalam ingatan mereka. Bisa juga melukai psikologis mereka. Mungkin saja mereka tumbuh sebagai pribadi yang mengutamakan kekerasan nantinya. Ujung-ujung kita sendiri toh yang menuai juga.

    ReplyDelete
  8. @deny: iya kq,tw............
    wkkwkwkwk
    @karin: selain hrs d selesaikan,d harapkn jg ga ad dendam antara 2 suku ini...........

    ReplyDelete
  9. wah..dimana2 kerusuhan. Kapan Indonesia akan damai??
    Investor pun akan pergi klo Indonesia ga tentram n aman seperti ini.

    ReplyDelete
  10. @lia: betul itu.....
    orang kita selalu mengutamakan kekerasan d banding pikiran. maka na negara kita tidak bisa bersaing dgn negara2 lain.
    @vera: mana ad yg berani investasi kalo liat negara kita gini mulu. otomatis mereka takut untuk menginvestasikan,tar klo investasi mereka napa2 sapa yg mw tanggung jawab coba??

    ReplyDelete